Kamis, 27 Desember 2018

Cuma Bisa Ngomong!

Sebagai orang yang memiliki sisi introvert yang dominan, mengisi waktu luang dengan membaca cerita adalah sesuatu yang paling gue sukai disamping menonton anime atau film box office di bioskop. Tidak banyak hal yang bisa gue lakukan ketika harus bersosialisasi selain alam bawah sadar yang selalu berusaha "how i make a joke about it" setiap bertemu dengan orang baru. Yes, i think im more funny than average people. Funny is always in my bones.

Itu juga yang membuat gue kesulitan ketika harus ngomong sesuatu yang serius, people don't take me seriously. Mereka selalu menganggap gue sedang bercanda, kadang itu bikin agak annoyed sih. Akan selalu sulit untuk merubah pemikiran mereka karena ya mungkin itu bawaan gue yang selalu ingin membuat orang lain tertawa.

Gagalnya gue dalam hubungan asmara mungkin juga disebabkan oleh tidak bisanya pasangan gue membaca emosi pada saat gue serius atau bercanda, pun yang menyebabkan gue lebih temprament karena saat ingin bicara serius, nobody give a shit. Everyone expect me to make a jokes, and sometimes it makes me upset.

Kebiasaan menyendiri dan selalu punya percakapan dengan diri sendiri kadang membuat gue merasa banyak hal yang tidak berjalan dengan semestinya, keanehan orang-orang yang membuat gue ingin mengeluarkan opini tidak pernah bisa tersalurkan.

Tidak jarang hasil dari percakapan dengan diri sendiri menjadi "backfire" dalam gue mengambil suatu keputusan, atau dalam hablum minannas. Tapi gue selalu berusaha tidak konfrontatif terhadap orang lain, gue lebih suka bersikap obyektif dan menghindari konflik.

Setelah menemukan media untuk menyalurkan pikiran gue melalui media podcast, candupun tak terelakan untuk terus membicarakan isi kepala. Terlihat sotoy memang, untuk itu gue selalu bilang bahwa ini adalah media gue dalam menyalurkan keresahan. Benar atau salahnya ya itu murni hasil dari khilaf gue sebagai manusia yang bodoh.

 Lihatlah netizen dengan komentar mereka yang beringas dalam rimba sosial media ini, podcast dan (mungkin) blog ini bisa menahan diri gue untuk menjadi bar-bar sebagaimana warganet pada umumnya yang cuma bisa komentar. kalau gue sih, cuma bisa ngomong.

Rabu, 18 Juli 2018

Susahnya jadi orang lucu

Kita kalau makan sesuatu pasti suka rasa yang bervariasi, mulai dari pedas, asin, gurih, manis, dan lainnya.

Sama seperti makanan, manusiawi rasanya kalo kita menyebut setiap orang memiliki sifat marah, sedih, senang, dan lainnya.

Sedikit cerita, banyak temen-temen ataupun orang yang baru atau udah lama kenal sama gue kalo gue tanya "eh gue tuh orangnya kayak gimana sih menurut lu?". Mostly, mereka akan jawab kalo gue itu "lucu, menyenangkan, humoris".

Lalu ada pertanyaan "kenapa sih elu memilih jadi orang humoris?". Jawabannya sih gampang, karena everyone, they deserve to be happy.

Alasan lainnya karena gue suka aja buat orang senyum atau ketawa kalo lagi bareng gue, masa mau sih lo ketika suasana sekitar lo sehari-hari jadi seperti antrian untuk eksekusi mati yang tegang banget.

Masalahnya gak semua perasaan gue itu humor, ada juga sedih, galau, marah dan perasaan lainnya seperti manusia pada umumnya.

Gue sebel banget ketika gue ngomong serius malah diketawain. Ketika gue mau me time selalu dianggap gak perlu, apalagi ketika gue marah akan selalu dianggap gue tuh gak marah. Tai banget.

Ada kalanya pada satu hari kita bangun dalam keadaan galau, sedih atau marah entah karena mimpi dan lain hal.

People don't take me seriously. Mereka selalu menganggap bahwa gue itu remeh. Padahal salah satu tujuan gue membuat mereka tertawa adalah supaya mereka ngelupain masalah yg mereka punya. But they never thank me for that.

Apalagi ketika gue galau atau marah, i wish they understand what i feels instead of being an asshole.

Kenyataannya mereka bakalan jadi asshole, they're bullying me, they mocking me. Yang gue inginkan cuma waktu sendiri, bukannya malah dihibur dengan cara begitu. Entah menghibur atau mereka emang ngeremehin gue aja.

Itulah alasan gue sangat amat suka kalau lagi di rumah, ngeliat mama seneng itu udah jadi bagian kebahagiaan terbesar gue. Untuk saat ini cuma nyokap doang yg bisa bikin gue senyum, yang tau kalo anaknya juga punya perasaan senang, sedih, galau ataupun marah ketika semua orang merendahkan perasaan lain yg gue punya.

Ya mungkin cuma Allah dan blog yang bisa menerima perasaan galau gue hehehe

Kamis, 14 Juni 2018

Keresahan yang terpending

Sudah terlalu lama sejak gue nyentuh blog ini, beberapa bulan waktu yang lumayan lama tanpa satupun postingan, eh, atau udah beberapa tahun???.

Ada beberapa hal yang akhir-akhir ini agaknya cukup mengganggu pikiran gue dan akan gue coba untuk nulis lagi setelah dapet motivasi kecil-kecilan dari Acong. Kalau mau tau ini blognya https://www.blogebuch.com


.


.


.


.


Akhir-akhir ini gue terganggu sama isi kepala anak zaman now. Kenapa? Bisa lo liat kelakuan mereka di sosmed. Inget gak sih pernah ada trend viral dengan hashtag #RelationshipGoals yang si pasangan ini saling tukeran outfit? Buat gue itu jijik, untuk apa lu tukeran outfit gitu? Perasaan relationship goal harusnya sama pasangan yang udah nikah, kan ada kata GOALS yang artinya tujuan. Terus kalo lo belom sampe tujuan masa mau dibilang GOALS???


Lagipula kalo lu perhatiin muka si cowoknya pervert abis men, dan elu gak tau kan segalanya tentang cowok lu? Tentang "fantasinya", atau lu mungkin mengabulkan permintaan cowok lu yang berfantasi sebagai crossdresser? -_____-"

Nih ya buat cewek-cewek gue kasih tau, sekenal-kenalnya lu sama cowok lu pasti ada banyak hal yg gak elu tau seperti contohnya yg tadi "fantasinya". Dan ketika lu putus, apa itu bakalan jadi kenangan manis? pikiran laki-laki itu lebih picik dan jahat dari yang kalian bayangkan wahai para wanita, karena dari kecil kita laki-laki sudah disuguhi tontonan dewasa menarik yang kami putar di pojok kelas rame-rame, dan disitulah kami mulai merasa seperti "pria dewasa".

Anyway, saran gue jangan sampai kalian para cewek dibegoin sama cowok-cowok kalian, meskipun pada dasarnya cewek lebih pintar dari cowok dalam masalah "ngeles" karena setiap ada masalah dan si cowok udah menemukan fakta untuk men-skakmat ceweknya, si cewek bakalan punya 100 kalimat untuk membalas atau membalikkan fakta yg lu sebutkan. Dan endingnya? Si cowok bakalan kayak orang bego 😑 kenyataan bahwa di kelas lu lebih sering cewek yg juara kelas daripada cowok adalah teori mutlak cewek lebih pintar dari cowok.

Kamis, 15 Februari 2018

Since...

Wooow! Ternyata setahun lebih gue gak pernah nyentuh bloggoblog gue ini, seiring dengan jomblonya gue... hufft
Mohon maaf kalau tulisan ini lebih kurang tambah bagi kali persen agak ngawur bahasanya dan kata perkata nya gak secair dulu karena lumayan lama gak nulis...apa ngetik ya??

Anyway, selama setahun lebih ini banyak banget pelajaran hidup yang gue dapet dari setiap hal yang gue jalanin. Dari mulai bentuk gue yang kayak lidi-lidian pedes sampai akhirnya berbentuk seperti om-om pedo yang keseringan kentut, gue merasakan sensasi perubahan dari abg menjadi sedikit lebih dewasa. Ketika ditolak ketika mulai serius sama pacar sampai hal nyebelin yang bikin terus-terusan galau.
Mungkin cukup untuk pemanasan kali ini ya, untuk mengembalikan sense of humor gue yg dulu rasanya perlu banyak baca lagi hehehe