Senin, 08 April 2019

Titik Awal dan Titik Akhir Setiap Orang Berbeda

Salah satu hal yang menjadikan kehidupan kita rumit adalah karena adanya standarisasi atau passing grade yang membuat banyak dari kita memiliki pandangan atas kasta seseorang. Siapapun orang yang memulai pengkotak-kotakan atas kesuksesan oranglain patutnya dikutuk bersama.

Hal itu menjadi penting karena kita terlalu sering mengkomparasikan titik kesuksesan yang telah dicapai oleh si Budi dan si Bento.


Bento, Pemuda berusia 26 tahun lulusan universitas termahal di Indonesia. Sekarang ia memiliki 2 mobil Ferrari hasil adsense dari YouTube dan endorsement brand-brand ternama. Sejak dulu Bento memang dikenal populer dikalangan anak muda karena barang-barang yang ia miliki dari orangtuanya, menjadi keniscayaan melalui fasilitas dan popularitasnya ia bisa menjadi Bento yang sukses, dipanggil stasiun TV swasta, muncul di majalah dan sesekali dipanggil untuk mengisi seminar tentang sosial media.

Sementara itu 500 meter dari komplek tinggal Bento terdapat sebuah kampung yang berisikan kontrakan atau kosan untuk karyawan maupun mahasiswa.


Budi, ia tinggal di salah satu kontrakan tempat para karyawan berpenghasilan UMR di Ibu Kota berkumpul. Budi berasal dari keluarga yang kasta ekonominya di bawah standar (bagi sebagian orang) sempat terancam putus sekolah akibat kurangnya biaya. Ayahnya meninggalkan Budi serta Ibu dan Adiknya untuk berpulang ke hadapan Tuhan yang Maha Esa.

Lalu apakah passing grade kesuksesan seseorang ditentukan oleh sebanyak apa rupiah di rekeningnya? atau sebesar apa fame yang dia dapat?

Banyak yang lupa bahwa fasilitas adalah penunjang, dan hasil dari kerja keras seseorang tidak melulu harus dinilai berdasarkan meterial yang dia hasilkan. Ambil contoh: apakah driver ojek online yang bekerja dari pagi sampai malam bisa diklasifikasikan sebagai bukan pekerja keras berdasarkan meteri yang dihasilkan? Tidak.

Tidak banyak yang melihat bahwa "setiap orang tidak memulai dari titik yang sama" ada yang hanya berjalan untuk bisa menaiki mobil ferarri, ada pula yang harus mempertaruhkan nyawa demi sepiring nasi dan lauk sederhana.